ANATOMI DAN MORFOLOGI AYAM

Tak kenal maka tak sayang. Sudahkah anda mengenali ternak anda? Yuk kenali ternakmu, agar lebih mengerti! Bagaimana sih ayam itu?

PT. CIPTA TERNAK SEHAT INDONESIA

Ayam kampung yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh Nusantara bermula dari generasi pertama yaitu keturunan dari ayam hutan merah. Jenis ayam kampung telah dikenal sejak zaman Kerajaan Kutai. Setelah adanya program pengembangan, pemurnian, dan pemuliaan beberapa ayam local unggul dan saat ini dikenal sebagai ras unggul ayam kampung sedangkan ayam kampung dikenal sebagai ayam bukan ras alias ayam “buras”. Selain ayam kampung, ada pula ayam yang hasilnya sering kita jumpai dan kita konsumi, yaitu ayam layer (ayam petelur) dan ayam broiler (ayam pedaging).

Ayam layer dan broiler sama-sama merupakan hasil dari persilangan bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktifitas telur dan daging yang baik dan tinggi. Mutu genetik yang baik akan muncul bila diberi dukungan berupa faktor lingkungan, faktor pakan, faktor pemeliharaan yang baik pula. Perlu untuk mengetahui manajemeen peternakan yang baik mulai dari pemilihan lingkungan kandang, kualitas pakan, sistem perkandangan yang baik serta program pencegahan dan perawatan kesehatan ternak yang baik.

Di Indonesia, ayam tergolong hewan ternak dengan tingkat pemanfaatan bagian tubuh yang tinggi karena hamper semua bagian tubuh ayam digunakan baik untuk dikonsumsi secara langsung maupun bahan baku produk lanjutan. Seperti yang kita tahu, mulai dari bulu yang dapat dimanfaatkan untuk kemoceng, kulit, daging, dan jerohan kebanyakan untuk dikonsumsi oleh masyarakat, hingga tulang yang dapat digunakan untuk bahan baku tepung tulang yang dapat digunakan untuk pakan ternak.

Secara garis besar berikut adalah anatomi dan morfologi ayam:

Dimulai dari bagian luar ayam terdiri dari kepala, leher dimana terdapat paruh, jengger, cuping, dan pial. Di bagian depan tubuh ayam terdapat dada dan sayap. Lalu di bagian belakang terdapat punggung, perut, paha, betis, ekor, cakar atau kaki. Masing-masing dari bagian-bagian ayam memiliki fungsi tersendiri bagi ayam tersebut. Selaniutnya di bagian dalam dari ayam terdapat beberapa sistem, antaralain sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem saraf, dan sistem urogenital. Disamping sistem-sistem tersebut, ayam juga memiliki sistem kekebalan tubuh yaitu pada organ thymus dan bursa fabricius.

Bulu dan kulit ayam berfungsi sebagai alat pelindung tubuh dari mikroorganisme yang akan masuk ke dalam tubuh juga sebagai pengatur suhu tubuh. Bulu ayam dapat juga sebagai indikator produksi telur pada ayam layer, dimana bila bulu ayam terlihat penuh dan mengkilat dapat dikatakan ayam tersebut berproduksi dengan baik namun bila banyak bulu yang patah atau rontok dapat dikatakan ayam tersebut sedang tidak berproduksi atau sedang mengalami molting. Warna dari kulit ayam terbentuk karena adanya pigmen. Pada paruh, jari, dan taji tersusun atas keratin dan bagian bawah cakar ayam tertutup oleh sisik.

Sistem pernafasan pada ayam terdiri dari lubang hidung (nares), larynx, syrinx, trachea, paru (bronchus dan bronchioles). Lubang hidung pada ayam terdapat di pangkal atas daripada paruh. Beberapa gejala penyakit ayam dapat terlihat dari ada atau tidaknya lender yang keluar dari lubang hidung. Organ lain pada sistem pernafasan juga dapat menunjukkan gejala klinis suatu penyakit, misalnya trachea yang mengalami peradangan atau terdapatnya bintik-bintik darah.

Berbeda dengan ruminansia (sapi, kerbau, dan kambing) yang memiliki lambung majemuk, ayam termasuk golongan aves atau unggas dimana sistem pencernaan dari ayam tergolong dalam hewan monogastrik atau berlambung tunggal. Sistem pencernaan pada ayam antara lain paruh, oesophagus, tembolok (crop), proventrikulus, ampela/ventrikulus (gizzard), usus halus, usus buntu, dan berakhir di kloaka. Selain organ-organ tersebut hati, pancreas, dan limpa juga berperan penting pada sistem pencernaan ayam.

Ayam bereproduksi dengan bertelur sehingga terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelaminnya. Sistem reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct sedangkan sistem reproduksi jantan terdiri dari testis, epididymis, ductus deferens, dan phallus sebagai penis dari ayam. Kopulasi yang dilakukan oleh ayam disebut kloakal kiss dimana phallus dari ayam jantan akan menempel pada sulcus (celah) bernama corpus phallic yang terdapat pada daerah kloaka ayam betina.

Ayam hanya memiliki satu lubang untuk membuang air besar dan kecil. Karena sistem urogenital dari hanya terdiri dari ginjal, ureter, dan bermuara di urodeum dan berakhir di kloaka.

Setiap hal yang dilakukan oleh ayam dikontrol oleh sistem saraf yang tidak kalah penting dari sistem-sistem lainnya. Sistem saraf pada unggas merupakan satu kesatuan yang dapat mengontrol semua fungsi pada tubuh. Sistem saraf pada unggas dibagi menjadi dua yaitu somatic dan otonom.

Butuh Info Peternakan Terkini, Edukasi, Pendampingan, dan Konsultasi tentang Kesehatan Ternak?

FOLLOW SOSIAL MEDIA KAMI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *