Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang dapat membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhan bakteri.

PT. CIPTA TERNAK SEHAT INDONESIA
Tujuan pemberian antibiotik pada unggas adalah sebagai medikasi (penanganan wabah penyakit) dan sebagai pencegahan / cleaning program (pencegahan wabah penyakit). Tabel golongan serta fungsi antibiotik dapat diihat pada Tabel 1.

Dalam pemilihan antibiotik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
- Daya Kerja, Penyerapan dan Distribusi Dalam Tubuh Baik, Dengan Dosis Yang Cukup.
Setelah antibiotik diberikan, obat berada dalam fase distribusi. Selama fase distribusi, obat harus mampu mencapai tempat infeksi untuk membasmi mikroorganisme patogen (penyebab penyakit). Oleh karena itu, konsentrasi/ dosis yang diberikan harus sesuai aturan pakai. Dosis obat akan disesuaikan dengan jumlah air minum ataupun berat badan ayam. Antibiotik yang memiliki daya cerna dan distribusi baik, hendaknya digunakan untuk membasmi penyakit pernafasan, seperti CRD dan Colibacillosis. Contoh produk yang bisa diberikan adalah CETA Doxi, CETA Enroplus, CETA Ericol.
Dosis CETA Doxi adalah 1 gram per 2 liter air minum. Apabila pengobatan menggunakan air minum, maka disesuaikan dengan kebutuhan air minum ayam per hari. Berikut perkiraan kebutuhan air minum per hari per 1000 ekor ayam.

Maka kebutuhan CETA Doxi adalah : 1 g x 180 ml (asumsi ayam layer produksi, dengan suhu rata-rata 20°, populasi 1000 ekor)
= 180 g per hari
= 180 x 5 hari = 900 g per 5 hari.
Untuk menjaga kadar obat selalu tersedia dalam darah, penggunaan bisa dibagi menjadi dua kali dalam sehari, yaitu 90 gram di waktu pagi hari (pukul 07.00-12.00) kemudian sore hari (pukul 13.00-18.00). Hal ini berkaitan dengan waktu paruh obat (), dimana level obat/antibiotik akan berkurang menjadi setengahnya, sehingga perlu diberikan dengan dosis terbagi. Selain itu, air minum sebagai pelarut obat harus dipastikan steril dari zat yang mengganggu efektifitas obat.
- Toksisitas Rendah dan Tidak Mengganggu Organ Tubuh Yang Lain
Dalam penggunaan antibiotik perlu diperhatikan adanya efek samping obat. Sebagai contoh adalah antibiotik golongan Sulfonamid dan Aminoglikosida. Kedua golongan antibiotik tersebut dapat memicu terjadinya gangguan ginjal, sehingga tidak disarankan digunakan pada hewan dengan gangguan ginjal.
- Rolling Antibiotik
Rolling antibiotik adalah mengganti kandungan antibiotik secara rutin untuk mencegah terjadinya Resistensi antibiotik. Resistensi Antibiotik adalah kondisi di mana bakteri tidak dapat dimatikan dengan antibiotik (menjadi kebal). Umumnya Hal ini terjadi akibat penggunaan antibiotik terus menerus atau penggunaan antibiotik yang tidak sesuai aturan pakai. Oleh karena itu, perlu perhatian dan pemahaman terkait kandungan obat, yang di rolling bukan merknya, namun kandungannya. Rolling antibiotik bisa dilakukan setiap 3 periode pemeliharaan.