Jerami padi merupakan produk samping tanaman padi yang tersedia dalam jumlah relatif banyak. Ketersediaan jerami padi yang cukup melimpah merupakan peluang untuk dimanfaatkan sebagai pakan sumber energi bagi ternak ruminansia. Yang dijadikan pakan ternak pada jerami padi adalah bagian batang tumbuh yang setelah dipanen bulir-bulir buah bersama atau tidak dengan tangkainya dikurangi dengan akar dan bagian batang yang tertinggal setelah disabit.
Jerami padi di Indonesia 36 – 62 % dibakar atau dikembalikan ke tanah sebagai kompos, untuk pakan ternak berkisar 31 – 39 %, sedangkan sisanya 7 – 16 % digunakan untuk keperluan industry. Beberapa jenis jerami padi setiap tahunnya tersedia dalam jumlah yang cukup berlimpah setelah panen dilaksanakan. Tetapi jerami padi ini miskin akan kandungan zat gizi, tercermin dengan rendahnya daya cerna, kandungan serat kasar tinggi, dan sangat rendah protein.
Sifat dari jerami padi memiliki beberapa kandungan serat kasar yang tinggi, kurang palatabel, dan sifat amba yang tinggi. Menurut penelitian jerami padi mengandung 84,22% bahan kering (BK), 4,60% protein kasar (PK), 28,86% serat kasar (SK), 1,52% lemak kasar (LK), 50,80% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Tingginya kandungan lignin dan silika pada jerami padi menyebabkan daya cernanya menjadi rendah dan mempunyai kandungan mencapai 7,46% dan 11,45%. Kandungan nutrisi jerami padi berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh umur panen, jenis padi serta lokasi.
Sebelum jerami padi diberikan kepada ternak sebaiknya dilakukan proses fermentasi terlebih dahulu. Proses fermentasi jerami padi dengan menggunakan urea dan probiotik yang diperam selama 21 hari. yang dikembangkan oleh Haryanto (2003) yaitu dengan menggunakan 2,5 kg probion dan 2,5 kg urea dengan 1000 kg dan diperam selama 21 hari mampu meningkatkan kandungan protein kasar dari 3% menjadi 7% dan meningkatkan daya cerna dari 28-30% menjadi 50-55%. Ditambahkan oleh Utomo (2004) jerami padi hasil fermentasi mengandung PK sebesar 7,16% lebih tinggi dari pada PK jerami padi yang tidak terfermentasi yakni 5,72%. Selama proses fermentasi telah terjadi perombakan karbohidrat terstruktur dan karbohidrat non struktur terbukti oleh turunnya kandungan SK pada jerami padi fermentasi sebesar 30,90% dari kandungan SK jerami padi tidak terfermentasi sebesar 32,56% (Utomo, 2004). Jerami padi fermentasi mengandung 79,1% BK, 7,7% PK, 32,2% SK, 2,4% LK, dan 54,6% TDN (Agus et al., 2005). Ditambahkan oleh Mahendri et al. (2006) bahwa pemberian jerami padi fermentasi yang ditambah dengan konsentrat pada sapi PO mampu meningkatkan bobot badan harian 1,02 kg/ekor/hari.