Baik buruknya kualitas litter dipengaruhi oleh tempat air minum, ventilasi kandang, ketebalan litter, dan kepadatan kandang. Hal tersebut secara umum akan berpengaruh terhadap kesehatan ayam.
PT. CIPTA TERNAK SEHAT INDONESIA
Litter atau sekam merupakan aspek yang berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta pertumbuhan ayam. Manajemen litter yang baik akan berdampak pada kesuksesan pemeliharraan.
Litter harus mampu penyerap air, tidak beracun, bebas dari kontaminan, harga terjangkau, mudah didapat dan bersumber secara tak terbatas (berkelanjutan).
Fungsi litter diantaranya:
- Menyerap air sehingga mengurangi kelembaban.
- Sebagai penyesuaian suhu antara lantai dengan kaki ayam, sehingga ayam tidak kedinginan.
- Menyesuaikan perilaku ayam, seperti menyakar dan mematuk.
Akibat Litter Basah
- Kadar amonia tinggi sehingga menyebabkan penyakit pernafasan pada ayam seperti CRD/ngorok.
- Ayam kedinginan sehingga pertumbuhan lambat.
- Penyakit persendian ayam/hock burnt. Litter basah menyebabkan degenerasi kulit pada sendi dan kaki. Seiring meningkatnya berat badan dan mobilitas berkurang, akibatnya luka menjadi lebih besar.
- Vektor /serangga pembawa penyakit meningkat, seperti lalat.
Selain itu perlu diperhatikan untuk penggunaan litter sebaiknya selalu rutin di bolak balik atau jika sudah terlalu basah (banyak yang menggumpal) sebaiknya ditimbun dengan litter baru atau diganti, setidaknya setelah 4 siklus pemeliharaan.
Faktor Predisposisi Yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Litter
- Pakan terlalu banyak lemak dan protein. Jika terlalu banyak lemak dalam pakan, kandungan lemak dalam kotoran dan litter pun meningkat. Akibatnya litter lebih sulit mengering. Begitu juga dengan protein. Kandungan protein yang terlalu tinggi dalam pakan menyebabkan kandungan nitrogen dalam feses meningkat. Hal ini juga mengakibatkan litter sulit mengering dan lebih lembab.
- Tempat air minum. Penempatan air minum harus tepat untuk meminimalisir air yang tumpah. Selain menyebabkan litter basah, Air minum yang tumpah juga akan menyebabkan pemborosan. tempat air minum harus berada pada ketinggian optimal dan bisa dijangkau oleh ayam. Penggunaan air minum otomatis atau nipple drinker lebih disarankan, karena dapat mengurangi kelembapan hingga 7 % dibandingkan tempat air minum biasa/konvensional. (DEFRA Poultry Litter Management,2004)
- Ventilasi kandang. Manjemen ventilasi berkaitan dengan level ammonia dalam kandang. Level ammonia hendaknya tidak lebih dari 25 ppm untuk meminimalkan resiko penyakit pernafasan.
- Ketebalan litter. Standart yang baik untuk ketebalan Litter adalah sekitar 5-10 cm. Litter dengan ketebalan yang cukup dan kering dapat meningkatkan suhu dalam kandang menjadi lebih hangat. Hal ini terjadi karena penguraian bakteri oleh feses.
- Tingkat Kepadatan. semakin tinggi tingkat Kepadatan akan menurunkan kemampuan penyerapan litter. Evaluasi kepadatan terutama di minggu terakhir saat ayam mencapai berat badan maksimal.
- Penyakit. Kondisi penyakit pencernaan /Enteritis penyebab bakteri, parasit, jamur maupun virus dapat menyebabkan suatu peningkatan ekskresi air di feses sehingga litter menjadi basah. Penyakit yang berkaitan diantaranya Koksidiosis (parasit), Collibacillosis (bakteri) dan Gumboro (virus).