ASAM SITRAT SEBAGAI ACIDIFIER PADA PAKAN UNGGAS

 

Asam sitrat merupakan asam organik yang berfungsi sebagai acidifier yang memiliki peranan dalam   mempercepat kondisi asam pada proventrikulus dan ventrikulus sehingga berdampak pada peningkatan kecernaan nutrien terutama protein.

Proses pencernaan protein pada unggas dimulai didalam proventriukulus. Protein ransum yang di konsumsi mengalami proses pencernaan enzimatis oleh enzim pepsin. Pepsin bekerja secara optimal pada proventrikulus dalam hidrolisis protein jika keasamannya berkisar antara 2-4. Terutama pada saat unggas dalam fase starter hingga grower, saluran pencernaan belum berkembang secara optimal, Pemberian acidifier dengan dosis yang tepat memberikan dampak positif terhadap  kesehatan usus, sehingga dapat memperbaiki pencernaan dan penyerapan nutrien. Kondisi ini dapat dilihat dari penurunan pH usus halus yang berkaitan dengan peningkatan pertumbuhan bakteri menguntungkan seperti asam laktat dan menekan Escherichia coli sebagai bakteri patogen

Berikut disajikan penelitian penambahan asam sitrat terhadap kecernaan protein dan penambahan bobot badan pada unggas itik.

Sumber : Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Dalam Ransum Sebagai Acidifier Terhadap Kecernaan Protein Dan Bobot Badan Akhir Pada Itik Jantan Lokal. Nugroho dkk.., 2016

Sementara itu, Efek lain dari asam sitrat sebagai acidifier yang telah dikonfirmasi dalam beberapa penelitian lain diantaranya:

  • Merangsang dan memperbaiki sekresi pancreas, yang meningkatkan daya cerna, penyerapan dan retensi protein, asam amino dan mineral (terutama Ca dan P) (Valencia and Chavez, 2002)
  • Meningkatkan morfologi usus halus baik berat maupun panjangnya, sebagai akibat dari perubahan dimensi vili. Penggunaan acidifier berupa asam asetat, asam sitrat maupun asam laktat dapat meningkatkan panjang, bobot dan densitas vili usus pada ayam broiler
  • Meningkatkan kesehatan pada unggas ayam dilihat dari peningkatan berat organ bursa fabrisius dan limpa sebagai organ kekebalan pada ayam broiler (Saputra, 2014)
  • Menurunkan rasio heterofil dan limfosit (H/L Ratio) karena mampu memperbaiki kondisi usus sehingga imunitas terjaga walaupun protein diturunkan
  • Meningkatkan massa protein daging, yaitu protein yang terdeposisi dalam daging

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *