Potong Paruh (debeaking) pada ayam layer

Potong Paruh (debeaking) pada ayam layer

 

Tujuan dari potong paruh (debeaking)

  • Mengurangi kemungkinan terjadinya kanibalisme
  • Meningkatkan Efisiensi pakan, karena apabila paruh dibiarkan panjang (runcing) akan mengakibatkan pakan tercecer karena kesulitan mematuk pakan.  Selain itu ayam akan lebih memilih ransum yang butiran dan ransum yang lebih halus akan tidak dimakan

Metode Debeaking

Terdapat dua metoda debeaking yaitu

  • Block debeaking, yaitu pemotongan yang dilakukan memberikan hasil paruh bagian atas sama panjangnya dengan bagian bawah.
  • Conventional debeaking, yaitu pemotongan yang dilakukan memberikan hasil paruh bagian atas lebih pendek dari pada bagian bawah

Waktu yang tepat untuk debeaking

  • saat ayam berumur +- 8-10 hari
  • dapat diulang pada masa perkembangan (grower) apabila paruh sudah panjang kembali, yaitu pada umur 9 – 10 minggu

 

hal yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan debeaking :

  • ayam harus dalam kondisi sehat
  • sediakan pakan dan air minum yang berkualitas baik
  • tindakan potong paruh akan mengakibatkan stress, sehingga dapat diberikan multivitamin anti stress/ vitamin peningkat daya tahan sebelum dan sesudah nya

 

Rolling reaction pada ayam yang di vaksinasi

 

Rolling reaction adalah reaksi post/setelah vaksinasi yang berkepanjangan, walaupun sudah diobati namun tidak sembuh.  terutama setelah divaksinasi dengan vaksin live / aktif.

Reaksi post vaksinasi yang ditimbulkan umumnya adalah penyakit pernafasan seperti ngorok/CRD dan mata berair

Normalnya reaksi post vaksinasi akan sembuh setelah 3 hari

Apa sebabnya?

 

Rolling reaction terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan vaksinasi yang kurang tepat, seperti dosis yang tidak seragam. Ayam yang memiliki dosis vaksin rendah seolah olah mengalami vaksin ganda akibat shedding virus ke lingkungan

Bagaimana mencegahnya?

Cara mencegahnya adalah memastikan dosis vaksin seragam pada seluruh ayam dan melakukan vaksinasi pada  satu kandang secara bersamaan dalam satu hari. Terapi supportif dengan multivitamin pencegah stress juga dapat diberikan

 

Pemberian Premix pada ayam layer

Tatacara pengiriman dan penyimpanan ransum yang kurang tepat serta fenomena global warming (pemanasan global) seringkali menjadi penyebab penurunan nutrisi mikro yang sangat penting (essential micro nutrient) seperti vitamin yang sangat sensitif terhadap suhu, cahaya dan kelembaban.

Biji-bijian juga sangat beresiko tinggi terkontaminasi oleh mikotoksin. Adanya kontaminasi mikotoksin dapat mengakibatkan penurunan produksi telur, baik secara kualitatif dan kuantitatif. Kasus “blood spot” dapat dipicu karena aflatoksin. Kualitas kerabang telur juga menurun karena aflatoksin akan menghambat konversi vitamin D3 yang terkandung dalam pakan menjadi bentuk aktif

Pakan jadi tidak lengkap jika tidak ada vitamin dan mineral tambahan. Sebagian besar bahan pakan (biasanya nabati) kaya akan protein dan energi, tetapi kekurangan unsur mineral atau vitamin tertentu.

Premix harus ditambahkan ke dalam makanan unggas untuk mencapai tingkat vitamin dan mineral yang cukup dan mencegah unggas kekurangan gizi/malnutrisi

Keunggulan Mix Master Layer Premium Quality

  1. Mengandung Nano Meniran

Nano meniran merupakan tumbuhan herbal dengan kandungan flavonoid yang efektif sebagai pengganti antibiotic. Pemberian nano meniran dapat meeningkatkan konsumsi pakan dan produksi telur serta menurunkan FCR (Hidanah et al., 2019)

  1. Mengoptimalkan daya tahan tubuh terhadap Serangan Penyakit

Vitamin A, E serta mineral Selenium  dalam Mix Master Layer PQ berperan sebagai antioksidan dapat mempercepat proses penyembuhan ayam setelah sakit. Selain itu, tambahan vitamin C dalam premiks dapat meningkatkan daya tahan ayam terhadap stres dan penyakit sehingga respon terhadap vaksinasi lebih optimal. Kandungan vitamin D dapat memperbaiki penyerapan kalsium untuk membentuk kerabang telur yang berkualitas, serta sodium bicarbonate berfungsi untuk mengoptimalkan kualitas kerabang, terlebih saat kondisi panas.

  1. Kecernaan Pakan Meningkat

Mix Master Layer PQ mengandung enzim fitase yang dapat meningkatkan kecernaan mineral (fosfor, kalsium, zinc, dan lain-lain), protein dan karbohidrat. Kandungan enzim fitase dalam Mix Master Layer Premium Quality dapat memecah fosfor yang terikat oleh asam fitat sehingga pemanfaatan fosfor untuk pembentukan kerabang telur dapat lebih optimal

  1. Mengandung mineral organik

Mineral organik yaitu zat mineral yang berikatan (chelate) dengan molekul organik, yang umumnya berasal dari tanaman. Mineral organik mempunyai ikatan yang lebih kuat dibanding dengan gmineral anorganik, sehingga tidak mudah terionisasi dalam saluran pencernaan. Hal ini berdampak pada ketersediaan mineral organik yang lebih tahan lama pada tubuh ayam sehingga kebutuhan nutrisi mineral terpenuhi.

Bagaimana pengendalian cacing Pada Ayam Layer ?

Cacing seringkali menimbulkan permasalahan produktivitas. Layer yang terkena cacingan akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitas telur 2-10 % karena kehilangan nutrisi akibat dari adanya cacing di saluran pencernaan. Bahkan cacing juga menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga tak jarang kejadiannya dibarengi dengan penyakit lain. Ayam yang mengalami cacingan menunjukkan gejala nafsu makan berkurang, berat badan turun, kotoran basah/encer, bulu terlihat pucat dan kusut.

Bagaimana ayam terkena Cacingan

Cacingan erat hubungannya dengan vektor (pembawa) yaitu lalat. Terutama cacing pita (cestoda). Lalat membawa telur cacing kemudian mencemari pakan, kemudian termakan oleh ayam dan cacing berkembang biak di dalam tubuh ayam

Kapan ayam rawan terkena cacingan?

Musim hujan menjadi musim yang paling rawan. Musim hujan merupakan saat yang pas untuk lalat berkembang biak dan membawa telur-telur cacing ke dalam pakan ayam sehingga penyakit cacingan paling banyak menyerang ayam pada awal hingga akhir musim penghujan (Majalah Trobos Edisi April 2019).

Cara mengatasi cacingan

Pemberian obat cacing spektrum luas, dengan kandungan Niclosamid dan Levamisole yang mampu mengatasi infeksi cacing pita dan cacing gilik sekaligus, menggunakan CETA LV PLUS

PENGENDALIAN CACING PADA TERNAK

Bagaimana pengendalian cacing yang tepat?

Cacing seringkali menimbulkan permasalahan produktivitas pada ternak. Ayam petelur (Layer) yang terkena cacingan akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitas telur 2-10 % karena kehilangan nutrisi akibat dari adanya cacing di saluran pencernaan. Begitu juga dengan ayam pedaging (broiler) dan ruminansia, adanya cacing di saluran pencernaan dapat mengganggu pertumbuhan, Bahkan cacing juga menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga ternak lebih mudah terinfeksi oleh penyakit lain.

Bagaimana mekanisme ternak terinfeksi cacingan?

Kasus Cacingan erat hubungannya dengan vektor (pembawa penyakit), jika pada unggas terutama cacing pita (cestoda) vektor pembawanya adalah lalat, jika pada ruminansia vektor pembawanya adalah siput.

Mekanisme kejadian cacingan pada unggas : Vektor Lalat membawa telur cacing kemudian mencemari pakan, kemudian termakan oleh ayam dan cacing berkembang biak di dalam tubuh ternak unggas

Mekanisme kejadian cacingan pada ruminansia : vektor siput  membawa telur cacing/larva  yang infektif kemudian mencemari pakan hijauan seperti rumput. Kemudian rumput termakan oleh ternak dan cacing  berkembang biak di dalam tubuh ternak ruminansia

Kapan ternak rawan terkena cacingan?

Musim hujan menjadi musim yang paling rawan. Musim hujan merupakan saat yang pas untuk lalat berkembang biak dan membawa telur-telur cacing ke dalam pakan ayam sehingga penyakit cacingan paling banyak menyerang ayam pada awal hingga akhir musim penghujan (Sumber : Majalah Trobos Edisi April 2019).

Begitu juga dengan siput, populasi nya meningkat saat musim hujan, sehingga risiko persebaran cacing lewat hijauan yang dimakan sapi pun lebih tinggi (Sumber : litbang.pertanian.go.id).

Cara mengatasi cacingan pada ternak unggas

  1. Pemberian obat cacing spektrum luas, dengan kandungan Albendazole yang mampu mengatasi infeksi cacing pita dan cacing gilik sekaligus
  2. Pengendalian lalat dengan Cyromazine (mampu membasmi lalat sejak stadium larva) atau Cypermethrin (membasmi lalat dewasa)
  3. Penerapan Manajemen pemeliharaan dan biosecurity yang baik, seperti menjaga kebersihan kandang dan peralatannya serta membuang feses secara rutin

Cara mengatasi cacingan pada ternak ruminansia

  1. Pemberian obat cacing spektrum luas, dengan kandungan Albendazole yang mampu mengatasi infeksi cacing gelang (gilig), cacing pita dan cacing hati sekaligus
  2. Melayukan pakan hijauan terlebih dahulu di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkurang sebelum diberikan sebagai pakan ternak
  3. Menghindari area berair atau daerah yang pernah diairi dalam jangka waktu tertentu ketika menggembalakan ternak ruminansia. Hal ini untuk mencegah ternak memasuki habitat siput. Penggembalaan sebaiknya dilakukan secara bergiliran atau dirotasi. Kebersihan kandang sangat penting diperhatikan, sisa pakan dan kotoran yang bertumpuk sebaiknya dibersihkan dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos
  4. Pemberian pakan yang berkualitas baik untuk menguatkan sistem pertahanan tubuh, di mana bila kondisi badan sehat larva cacing yang masuk akan tidak berkembang.

CETA Bendazole merupakan obat cacing dengan sediaan cair mengandung Albendazole yang merupakan turunan dari Benzimidazole. Albendazole bekerja dengan cara menghambat enzim fumarate reduktase cacing sehingga menyebabkan cacing tidak mampu menghasilkan energi. Akibatnya, cacing mengalami paralisis atau kelumpuhan dan mati.

BAGAIMANA TAHAPAN DESINFEKSI YANG BAIK?

  1. Mengeluarkan alas kandang/litter dan memindahkan ke tempat lain
  2. Membersihkan dan membilas area kandang serta peralatan kandang dengan air bertekanan tinggi (mengeluarkan tempat pakan, tempat air minum lalu membersihkan sampai terbebas dari debu dan melakukan desinfeksi}
  3. membersihkan lantai kandang dengan air sabun kemudian bilas dan berikan desinfektan
  4. melakukan hal yang sama terhadap bagian luar kandang seperti teras, saluran air, kawat atap dan halaman kandang
  5. memasukkan litter baru dan peralatan kandang yang sudah di desinfeksi setelah lantai kandang kering. ketebalan litter minimal 8 cm
  6. mengisi bak celup kaki dan tangan di depan kandang dengan air mengalir yang telah dicampur dengan desinfektan sesuai anjuran pemakaian Untuk penggunaan desinfeksi di area kandang bisa menggunakan desinfektan spektrum luas yang mampu membasmi virus bakteri jamur seperti  CETADEST BKC 10. Sehingga ternak terhindar dari gangguan penyakit dan produktifitas bisa maksimal

MENGENAL HUMORAL MEDIATED IMMUNITY DAN CELL MEDIATED IMMUNITY

MENGENAL HUMORAL MEDIATED IMMUNITY DAN CELL MEDIATED IMMUNITY

Sistem kekebalan spesifik terdiri dari kekebalan humoral atau (HMI) dan kekebalan yang diperantarai sel atau cell mediated immunity (CMI).

Humoral mediated immunity diperankan oleh antibodi spesifik terhadap agen tertentu (yang homolog). Misalnya agen (virus) Avian Influenza hanya mampu di basmi oleh antibodi terhadap Avian Influenza. Sel yang berperan adalah sel plasma yang dihasilkan oleh limfosit B di bursa fabrisius. Antibodi ini bekerja sebelum agen masuk ke dalam sel, yaitu dengan cara

  • Inhibin, yaitu mencegah perlekatan ke sel target
  • Aglutinin, menggumpalkan virus
  • Presipitin, mengendapkan virus
  • Opsonin, membungkus virus sehingga mudah dikenali makrofag dan mudah dihancurkan

Vaksin yang berperan dalam merangsang HMI adalah vaksin inaktif (killed vaccine)

Jika antibodi tidak mampu menghalangi agen penyakit, karena tantangan virus lapang yang tinggi atau respon vaksinasi kurang maksimal, maka agen penyakit akan masuk ke dalam sel. Peran yang dominan di fase ini adalah Cell Mediated Immunity (CMI)

CMI  diperankan oleh sel T Cytotoxic (Tc) hasil diferensiasi  sel T yang dihasilkan oleh Thymus. CMI berperan dalam menghancurkan sel yang sudah terpapar oleh antigen serta berperan proses pembersihan virus supaya tidak dikeluarkan ke lingkungan (viral shedding)

Vaksin yang berperan dalam merangsang CMI adalah vaksin aktif (live vaccine). Selain itu, vaksin aktif juga merangsang timbulnya kekebalan lokal (kekebalan mukosa)

Pertimbangan vaksinasi pada ayam yang mengalami heat stress

  • Pada ayam yang mengalami heat stress terjadi peningkatan konsumsi air minum,  sehingga Sesuaikan jumlah vaksin dan volume air yang digunakan untuk vaksinasi via  air minum.
  • Vaksinasi via air minum idealnya harus habis dalam waktu satu jam.
  • Berhati-hati saat menggunakan vaksinasi semprot/spray. Ayam yang mengalami hyperventilasi karena heat stress dapat memperparah kejadian Reaksi post vaksinasi ND dan IB
  • Mempertimbangkan untuk menunda jadwal vaksinasi. Saat heat stress ayam mengalami penurunan fungsi kekebalan sehingga respon terhadap vaksinasi kurang maksimal.
  • Menghindari vaksin terpapas panas terlalu lama sehingga efektifitas vaksin menurun. Beberapa vaksin seperti Vaksin IB dan AE sangat sensitif terhadap panas.

KUALITAS AIR DI PETERNAKAN

Kualitas air sangat erat kaitannya dengan performa ayam. Air yang bersih dan sehat akan berpengaruh terhadap pencapaian berat badan dan produksi telur, konversi pakan serta kesehatan ayam.

PT. CIPTA TERNAK SEHAT INDONESIA

Air merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh makhluk hidup. Air yang berkualitas harus lolos uji standar kualitas air. Kualitas air sangat erat kaitannya dengan performa ayam. Air yang bersih dan sehat akan berpengaruh terhadap Pencapaian berat badan dan produksi telur, konversi pakan serta kesehatan ayam. Standar kualitas air diukur melalui uji laboratorium yang meliputi parameter fisik, kimia dan biologi. Parameter fisik merupakan parameter yang bisa dilihat dan dirasakan. meliputi warna, bau dan kejernihan air. Parameter kimia air meliputi pH, klorida, nitrat dan nitrit, kesadahan dan kandungan besi (Fe). Sedangkan parameter biologi diukur dari jumlah dan ada atau tidaknya cemaran bakteri coliform, E. coli dan Salmonella sp.

Menurut Environmental Protection Agency (EPA). Tidak ada air yang benar- benar “murni”. Air terdiri atas beberapa zat terlarut, yang tidak seluruhnya berdampak buruk pada kehidupan secara umum. Beberapa zat terlarut yang berdampak buruk sekalipun, apabila dalam jumlah wajar tidak akan memberikan dampak bagi kesehatan. Zat tersebut akan berdampak buruk apabila jumlahnya berlebihan atau ada interaksi dengan zat dan faktor lain.

Zat yang terkandung dalam air dan pengaruh antar zat  dapat dilihat pada Tabel 1.

Metode yang dapat dilakukan sebagai upaya treatment air dan penerapan Biosecurity diantaranya:

  • Klorinasi.

Klorinasi adalah upaya untuk menghilangkan kontaminasi bakteri dalam air dengan menggunakan Sodium Hypoclorite. Dosis yang di rekomendasikan adalah 2-5 ppm. Perlu diketahui, klorin dapat menetralkan vaksin, sehingga penggunaan klorin perlu dihentikan sebelum melarutkan vaksin.

  • Pembilasan/Flushing secara rutin untuk membantu menjaga kualitas  air dan menghindari timbulnya kerak / Biofilm.

Tindakan Flushing dapat menggunakan Hidrogen Peroksida dengan dosis 15-20 mg/L. Larutan H202 didiamkan selama 2 jam kemudian disemprot dengan air bertekanan tinggi.

  • Pembersihan rutin kandang dan peralatan menggunakan desinfektan.

Peralatan pakan dan air minum yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat berkembang nya bakteri seperti E.coli atau Salmonella sp. Desinfektan yang dapat digunakan untuk peralatan pakan dan air minum diantaranya CETA DINE, CETA KILL, dan CETA LON. Untuk sanitasi kandang bisa menggunakan CETA LONUntuk membasmi vektor pembawa penyakit seperti gurem dan larva lalat bisa menggunakan CETA FLYTOX.

Air memiliki  kandungan/zat yang bermacam- macam, dan zat tersebut saling berkaitan dan memberikan dampak yang beragam apabila jumlahnya melebihi standar. Peternak harus waspada terhadap kemungkinan cemaran air di peternakan. Tindakan pencegahan sangat perlu dilakukan sebagai upaya penyelamatan dan peningkatan produktivitas serta kesuksesan pemeliharaan.

Butuh Info Peternakan Terkini, Edukasi, Pendampingan, dan Konsultasi tentang Kesehatan Ternak?

FOLLOW SOSIAL MEDIA KAMI

LITTER MANAGEMENT

Baik buruknya kualitas litter dipengaruhi oleh tempat air minum, ventilasi kandang, ketebalan litter, dan kepadatan kandang. Hal tersebut secara umum akan berpengaruh terhadap kesehatan ayam.

PT. CIPTA TERNAK SEHAT INDONESIA

Litter atau sekam merupakan aspek yang berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta pertumbuhan ayam. Manajemen litter yang baik akan berdampak pada kesuksesan pemeliharraan.

Litter harus mampu penyerap air,  tidak beracun, bebas dari kontaminan, harga terjangkau, mudah didapat dan bersumber secara tak terbatas (berkelanjutan).

Fungsi litter diantaranya:

  1. Menyerap air sehingga mengurangi kelembaban.
  2. Sebagai penyesuaian suhu antara lantai dengan kaki ayam, sehingga ayam tidak kedinginan.
  3. Menyesuaikan perilaku ayam, seperti menyakar dan mematuk.

Akibat Litter Basah

  1. Kadar amonia tinggi sehingga menyebabkan penyakit pernafasan pada ayam seperti CRD/ngorok.
  2. Ayam kedinginan sehingga pertumbuhan lambat.
  3. Penyakit persendian ayam/hock burnt. Litter basah menyebabkan degenerasi kulit pada sendi dan kaki. Seiring meningkatnya berat badan dan mobilitas berkurang, akibatnya luka menjadi lebih besar.
  4. Vektor /serangga pembawa penyakit meningkat, seperti lalat.

Selain itu perlu diperhatikan untuk penggunaan litter sebaiknya selalu rutin di bolak balik atau jika sudah terlalu basah (banyak yang menggumpal) sebaiknya ditimbun dengan litter baru atau diganti, setidaknya setelah 4 siklus pemeliharaan.

Faktor Predisposisi Yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Litter

  1. Pakan terlalu banyak lemak dan protein. Jika terlalu banyak lemak dalam pakan, kandungan lemak dalam kotoran dan litter pun meningkat. Akibatnya litter lebih sulit mengering. Begitu juga dengan protein. Kandungan protein yang terlalu tinggi dalam pakan menyebabkan kandungan nitrogen dalam feses meningkat. Hal ini juga mengakibatkan litter sulit mengering dan lebih lembab.

  1. Tempat air minum. Penempatan air minum harus tepat untuk meminimalisir air yang tumpah. Selain menyebabkan litter basah, Air minum yang tumpah juga akan menyebabkan pemborosan. tempat air minum harus berada pada ketinggian optimal dan bisa dijangkau oleh ayam. Penggunaan air minum otomatis atau nipple drinker lebih disarankan, karena dapat mengurangi kelembapan hingga 7 % dibandingkan tempat air minum biasa/konvensional. (DEFRA Poultry Litter Management,2004)
  2. Ventilasi kandang. Manjemen ventilasi berkaitan dengan level ammonia dalam kandang. Level ammonia hendaknya tidak lebih dari 25 ppm untuk meminimalkan resiko penyakit pernafasan.
  3. Ketebalan litter. Standart yang baik untuk ketebalan Litter adalah sekitar 5-10 cm. Litter dengan ketebalan yang cukup dan kering dapat meningkatkan suhu dalam kandang menjadi lebih hangat. Hal ini terjadi karena penguraian bakteri oleh feses.
  4. Tingkat Kepadatan. semakin tinggi tingkat Kepadatan akan menurunkan kemampuan penyerapan litter. Evaluasi kepadatan terutama di minggu terakhir saat ayam mencapai berat badan maksimal.
  5. Penyakit. Kondisi penyakit pencernaan /Enteritis penyebab bakteri, parasit, jamur maupun virus dapat menyebabkan suatu peningkatan ekskresi air di feses sehingga litter menjadi basah. Penyakit yang berkaitan diantaranya Koksidiosis (parasit), Collibacillosis (bakteri) dan Gumboro (virus).

Butuh Info Peternakan Terkini, Edukasi, Pendampingan, dan Konsultasi tentang Kesehatan Ternak?

FOLLOW SOSIAL MEDIA KAMI